Peledakan
adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan
bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan.Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan
perlu hendaknya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut.
Peralatan peledakan (Blasting equipment)
adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan
sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali
proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali.Untuk setiap metode
peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda.
Oleh karena itu agar tidak
terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan
tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan
akandikelompokan berdasarkan metodenya. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan
yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan
dan hati-hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu
operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara
kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan
peledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak
sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun
peralatan. Dalam hal
ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan
perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
1. Defenisi Bahan Peledak
Peledakan
adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan
bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil
optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode
peledakan yang diterapkan.
Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan
peledak kimia yang didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau
campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi
panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia
eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk
gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan
tersebut sekitar 4000° C. Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom
(1978), bisa mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau
9.850 MPa (» 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan
sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi yang
sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di
dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi
peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 - 7500 meter per second
(m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik
saja yang lambat laun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.
2. Reaksi dan Produk Peledakan
Peledakan akan
memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung pada
kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang mempengaruhi kualitas
bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya
proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan peledak yang menimbulkan
pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi dan terakhir detonasi. Proses
dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut: Pembakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan
dijaga keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri
dan produknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur
oksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler
bahan atau material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup dengan
mengisolasi material yang terbakar dari oksigen
Deflagrasi
adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi dekomposisi
didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi merupakan fenomena
reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan
gelombang kejut shock wave) dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara 300 –
1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara (subsonic).
Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi
seketika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya
diiringi suara keras dan efek mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut
dapat tersirat bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya
disebabkan oleh transfer energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek mekanis
merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan antara lain balon
karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM terkena panas terus menerus
bisa meledak, dan lain-lain.
Detonasi adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat
tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya
membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula kecepatan reaksi.
3. Klasifikasi Bahan Peledak
Bahan peledak
diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik,
kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas
dibanding dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak
kimia lebih intensif diperkenalkan.
Pertimbangan
pemakaiannya antara lain, harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah,
lebih banyak variasi waktu tunda (delay time) dan dibanding nuklir tingkat
bahayanya lebih rendah. Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas
perlu dikoreksi karena tidak semua merupakan bahan peledak lemah. Bahan peledak
permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara ditambang batubara
bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak
kuat
Sampai saat ini
terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia, namun pada
umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut.Menurut
R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia dibagi menjadi. Bahan peledak kuat (high
explosive) Bila memiliki sifat detonasi atau meledak dengan kecepatan reaksi
antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s) Bahan peledak lemah (low
explosive) Bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar kecepatan reaksi kurang
dari 5.000 fps (1.650 m/s).
4. Sifat Bahan Peledak
Sifat bahan peledak mempengaruhi hasil peledakan, diantaranya yaitu : Kekuatan (Strength) Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan
energi yang dimiliki oleh bahan peledak tersebut dan merupakan ukuran kemampuan
bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja, biasanya dinyatakan dalam %.
5. Kecepatan Detonasi
Kecepatan
Detonasi (velocity of detonation = VOD) merupakan kecepatan gelombang detonasi
yang menerobos sepanjang kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam
meter/detik. kecapatannya tergantung dari : jenis bahan peledak (ukuran butir,
bobot isi), diameter dodol (diameter lubang ledak ).
6. Kepekaan
Kepekaan
(Sensivity) adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak
untuk mulai bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakan keseluruh isian. Kepekaan
ini tergantung pada : komposisi kimia, ukuran butir, bobot isi, pengaruh
kandungan air, dan temperatur.Bobot Isi Bahan Peledak (density) adalah
perbandingan antara berat dan volume bahan peledak, dinyatakan dalam gr/cm3.
Bobot isi ini biasanya dinyatakan dalam specific gravity (SG). stick count (SC)
atau loading density (de)Tekanan Detonasi (Detonation Pressure) Tekanan
Detonasi (Detonation Pressure) merupakan penyebaran tekanan gelombang ledakan
dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam kilobar (kb).
No comments:
Post a Comment